Perbedaan Antara Jin Setan dan Iblis
Perbedaan Antara Jin Setan dan Iblis
penulis Al-Ustadz Abu Hamzah Yusuf
Syariah Kajian Utama 04 - Mei - 2006 18:38:37
Tema Jin Setan dan Iblis masih menyisakan kontroversi hingga
kini. Namun yg jelas eksistensi mereka diakui dlm syariat. Sehingga jika masih
ada dari kalangan muslim yg meragukan keberadaan mereka teramat pantas jika
diragukan keimanannya.
Sesungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus nabi kita
Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dgn risalah yg umum dan menyeluruh.
Tidak hanya utk kalangan Arab saja namun juga utk selain Arab. Tidak khusus
bagi kaum saja namun bagi umat seluruhnya. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengutus kepada segenap Ats-Tsaqalain: jin dan manusia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُوْلُ
اللهِ إِلَيْكُمْ جَمِيْعًا
“Katakanlah: `Wahai manusia sesungguh aku adl utusan Allah
kepadamu semua.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ
خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً
“Adalah para nabi itu diutus kepada kaum sedang aku diutus
kepada seluruh manusia.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala juga berfirman:
وَإِذْ صَرَفْنَا إِلَيْكَ نَفَرًا مِنَ
الْجِنِّ يَسْتَمِعُوْنَ الْقُرْآنَ فَلَمَّا حَضَرُوْهُ قَالُوا أَنْصِتُوا فَلَمَّا
قُضِيَ وَلَّوْا إِلَى قَوْمِهِمْ مُنْذِرِيْنَ. قَالُوا يَا قَوْمَنَا إِنَّا سَمِعْنَا
كِتَابًا أُنْزِلَ مِنْ بَعْدِ مُوْسَى مُصَدِّقًا لِمَا بَيْنَ يَدَيْهِ يَهْدِي إِلَى
الْحَقِّ وَإِلَى طَرِيْقٍ مُسْتَقِيْمٍ. يَا قَوْمَنَا أَجِيْبُوا دَاعِيَ اللهِ وَآمِنُوا
بِهِ يَغْفِرْ لَكُمْ مِنْ ذُنُوْبِكُمْ وَيُجِرْكُمْ مِنْ عَذَابٍ أَلِيْمٍ. وَمَنْ
لاَ يُجِبْ دَاعِيَ اللهِ فَلَيْسَ بِمُعْجِزٍ فِي اْلأَرْضِ وَلَيْسَ لَهُ مِنْ دُوْنِهِ
أَوْلِيَاءُ أُولَئِكَ فِي ضَلاَلٍ مُبِيْنٍ
“Dan ingatlah ketika Kami hadapkan sekumpulan jin kepadamu
yg mendengarkan Al-Qur`an. mk ketika mereka menghadiri pembacaan lalu mereka
berkata: `Diamlah kamu ’. Ketika pembacaan telah selesai mereka kembali kepada
kaum memberi peringatan. Mereka berkata: `Wahai kaum kami sesungguh kami telah
mendengarkan kitab yg telah diturunkan setelah Musa yg membenarkan kitab-kitab
yg sebelum lagi memimpin kepada kebenaran dan jalan yg lurus. Wahai kaum kami
terimalah orang yg menyeru kepada Allah dan berimanlah kepada-Nya niscaya Allah
akan mengampuni dosa-dosa kamu dan melepaskan kamu dari azab yg pedih. Dan
orang yg tdk menerima orang yg menyeru kepada Allah mk dia tdk akan lepas dari
azab Allah di muka bumi dan tdk ada bagi pelindung selain Allah. Mereka itu dlm
kesesatan yg nyata’.”
Jin Diciptakan Sebelum Manusia
Tak ada satupun dari golongan kaum muslimin yg mengingkari
keberadaan jin. Demikian pula mayoritas kaum kuffar meyakini keberadaannya.
Ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nashrani pun mengakui eksistensi
sebagaimana pengakuan kaum muslimin meski ada sebagian kecil dari mereka yg
mengingkarinya. Sebagaimana ada pula di antara kaum muslimin yg mengingkari
yakni dari kalangan orang bodoh dan sebagian Mu’tazilah.
Jelas keberadaan jin merupakan hal yg tdk dapat disangkal
lagi mengingat pemberitaan dari para nabi sudah sangat mutawatir dan diketahui
orang banyak. Secara pasti kaum jin adl makhluk hidup berakal dan mereka
melakukan segala sesuatu dgn kehendak. Bahkan mereka dibebani perintah dan
larangan hanya saja mereka tdk memiliki sifat dan tabiat seperti yg ada pada
manusia atau selainnya.
Aneh orang2 filsafat masih mengingkari keberadaan jin. Dan
dlm hal inipun Muhammad Rasyid Ridha telah keliru. Dia mengatakan: “Sesungguh
jin itu hanyalah ungkapan/ gambaran tentang bakteri-bakteri. Karena ia tdk
dapat dilihat kecuali dgn perantara mikroskop.”
Jin lbh dahulu diciptakan daripada manusia sebagaimana
dikabarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dlm firman-Nya:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ
مِنْ حَمَإٍ مَسْنُوْنٍ. وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُوْمِ
“Dan sesungguh Kami telah menciptakan manusia dari tanah
liat kering dari lumpur hitam yg diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin
sebelum dari api yg sangat panas.”
Karena jin lbh dulu ada mk Allah Subhanahu wa Ta’ala
mendahulukan penyebutan daripada manusia ketika menjelaskan bahwa mereka
diperintah utk beribadah seperti hal manusia. Allah Subhanahu wa Ta’ala
berfirman:
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَاْلإِنْسَ إِلاَّ
لِيَعْبُدُوْنِ
“Dan Aku tdk menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka menyembah-Ku.”
Jin Setan dan Iblis
Kalimat jin setan ataupun juga Iblis seringkali disebutkan
dlm Al-Qur`an bahkan mayoritas kita pun sudah tdk asing lagi mendengarnya.
Sehingga eksistensi sebagai makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala tdk lagi
diragukan berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah serta ijma’ ulama Ahlus Sunnah
wal Jamaah. Tinggal persoalan apakah jin setan dan Iblis itu tiga makhluk yg
berbeda dgn penciptaan yg berbeda ataukah mereka itu bermula dari satu asal
atau termasuk golongan para malaikat?
Yang pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan
asal-muasal penciptaan jin dgn firman-Nya:
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ
نَارِ السَّمُوْمِ
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yg sangat
panas.”
Juga firman-Nya:
وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ
“Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَخُلِقَتِ
الْجَانُّ مِنْ مَّارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
“Para malaikat diciptakan dari cahaya jin diciptakan dari
nyala api dan Adam diciptakan dari apa yg disifatkan kepada kalian.”
Adapun Iblis mk Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman
tentangnya:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا
لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ
“Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah
kamu kepada Adam’ mk sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adl dari golongan jin…”
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Iblis mengkhianati asal
penciptaan krn dia sesungguh diciptakan dari nyala api sedangkan asal
penciptaan malaikat adl dari cahaya. mk Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan
di sini bahwa Iblis berasal dari kalangan jin dlm arti dia diciptakan dari api.
Al-Hasan Al-Bashri berkata: ‘Iblis tdk termasuk malaikat sedikitpun. Iblis
merupakan asal mula jin sebagaimana Adam sebagai asal mula manusia’.”
Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu
mengatakan: “Iblis adl abul jin .”
Sedangkan setan mereka adl kalangan jin yg durhaka.
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu pernah dita tentang perbedaan jin dan
setan beliau menjawab: “Jin itu meliputi setan namun ada juga yg shalih. Setan
diciptakan utk memalingkan manusia dan menyesatkannya. Adapun yg shalih mereka
berpegang teguh dgn agama memiliki masjid-masjid dan melakukan shalat sebatas
yg mereka ketahui ilmunya. Ha saja mayoritas mereka itu bodoh.”
Siapakah Iblis?1
Terjadi perbedaan pendapat dlm hal asal-usul iblis apakah
berasal dari malaikat atau dari jin.
Pendapat pertama menyatakan bahwa iblis berasal dari jenis
jin. Ini adl pendapat Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu. Beliau menyatakan:
“Iblis tdk pernah menjadi golongan malaikat sekejap matapun sama sekali. Dan
dia benar-benar asal-usul jin sebagaimana Adam adl asal-usul manusia.”
Pendapat ini pula yg tampak dikuatkan oleh Ibnu Katsir
Al-Jashshash dlm kitab Ahkamul Qur‘an dan Asy-Syinqithi dlm kitab Adhwa`ul
Bayan . Penjelasan tentang dalil pendapat ini beliau sebutkan dlm kitab
tersebut. Secara ringkas dapat disebutkan sebagai berikut:
1. Kema’shuman malaikat dari perbuatan kufur yg dilakukan
iblis sebagaimana firman Allah:
لاَ يَعْصُوْنَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ
مَا يُؤْمَرُوْنَ
“…yang tdk mendurhakai Allah terhadap apa yg
diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yg diperintahkan.”
لاَ يَسْبِقُوْنَهُ بِالْقَوْلِ وَهُمْ
بِأَمْرِهِ يَعْمَلُوْنَ
“Mereka itu tdk mendahului-Nya dgn perkataan dan mereka
mengerjakan perintah-perintah-Nya.”
2. Dzahir surat Al-Kahfi ayat 50
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا
لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
“Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah
kamu kepada Adam’ mk sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adl dari golongan jin
lalu ia mendurhakai perintah Rabbnya.”
Allah menegaskan dlm ayat ini bahwa iblis dari jin dan jin
bukanlah malaikat. Ulama yg memegang pendapat ini menyatakan: “Ini adl nash
Al-Qur`an yg tegas dlm masalah yg diperselisihkan ini.” Beliau juga menyatakan:
“Dan hujjah yg paling kuat dlm masalah ini adl hujjah mereka yg berpendapat
bahwa iblis bukan dari malaikat.”
Adapun pendapat kedua yg menyatakan bahwa iblis dari
malaikat menurut Al-Qurthubi adl pendapat jumhur ulama termasuk Ibnu ‘Abbas
radhiallahu ‘anhuma. Alasan adl firman Allah:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا
لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ
“Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah
kamu kepada Adam’ mk sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan
adl ia termasuk golongan orang2 yg kafir.”
Juga ada alasan-alasan lain berupa beberapa riwayat
Israiliyat.
Pendapat yg kuat adl pendapat yg pertama insya Allah krn
kuat dalil mereka dari ayat-ayat yg jelas.
Adapun alasan pendapat kedua sebenar ayat tersebut tdk
menunjukkan bahwa iblis dari malaikat. Karena susunan kalimat tersebut adl
susunan istitsna` munqathi’ .
Adapun cerita-cerita asal-usul iblis itu adl cerita
Israiliyat. Ibnu Katsir menyatakan: “Dan dlm masalah ini banyak yg diriwayatkan
dari ulama salaf. Namun mayoritas adl Israiliyat yg dinukilkan utk dikaji
–wallahu a’lam– Allah lbh tahu tentang keadaan mayoritas cerita itu. Dan di
antara ada yg dipastikan dusta krn menyelisihi kebenaran yg ada di tangan kita.
Dan apa yg ada di dlm Al-Qur`an sudah memadai dari yg selain dari berita-berita
itu.”
Asy-Syinqithi menyatakan: “Apa yg disebutkan para ahli
tafsir dari sekelompok ulama salaf seperti Ibnu ‘Abbas dan selain bahwa dahulu
iblis termasuk pembesar malaikat penjaga surga mengurusi urusan dunia dan nama
adl ‘Azazil ini semua adl cerita Israiliyat yg tdk bisa dijadikan landasan.”
Siapakah Setan?2
Setan atau Syaithan dlm bahasa Arab diambil dari kata yg
berarti jauh. Ada pula yg mengatakan bahwa itu dari kata yg berarti terbakar
atau batal. Pendapat yg pertama lbh kuat menurut Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir
sehingga kata Syaithan arti yg jauh dari kebenaran atau dari rahmat Allah
Subhanahu wa Ta’ala .
Ibnu Jarir menyatakan syaithan dlm bahasa Arab adl tiap yg
durhaka dari jin manusia atau hewan atau dari segala sesuatu.
Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا
شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ
غُرُوْرًا
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh
yaitu setan-setan manusia dan jin sebahagian mereka membisikkan kepada
sebahagian yg lain perkataan-perkataan yg indah-indah utk menipu .”
Allah menjadikan setan dari jenis manusia seperti hal setan
dari jenis jin. Dan hanyalah tiap yg durhaka disebut setan krn akhlak dan
perbuatan menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yg sejenis dan krn jauh dari
kebaikan.
Ibnu Katsir menyatakan bahwa syaithan adl semua yg keluar
dari tabiat jenis dgn kejelekan . Lihat juga Al-Qamus Al-Muhith .
Yang mendukung pendapat ini adl surat Al-An’am ayat 112:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا
شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ
غُرُوْرًا
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh
yaitu setan-setan manusia dan jin sebahagian mereka membisikkan kepada
sebahagian yg lain perkataan-perkataan yg indah-indah utk menipu .”
Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu
ia berkata: Aku datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau
berada di masjid. Akupun duduk. Dan beliau menyatakan: “Wahai Abu Dzar apakah
kamu sudah shalat?” Aku jawab: “Belum.” Beliau mengatakan: “Bangkit dan
shalatlah.” Akupun bangkit dan shalat lalu aku duduk. Beliau berkata: “Wahai
Abu Dzar berlindunglah kepada Allah dari kejahatan setan manusia dan jin.” Abu
Dzar berkata: “Wahai Rasulullah apakah di kalangan manusia ada setan?” Beliau
menjawab: “Ya.”
Ibnu Katsir menyatakan setelah menyebutkan beberapa sanad
hadits ini: “Inilah jalan-jalan hadits ini. Dan semua jalan-jalan hadits
tersebut menunjukkan kuat hadits itu dan keshahihannya.”
Yang mendukung pendapat ini juga hadits Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam dlm riwayat Muslim:
الْكَلْبُ اْلأَسْوَدُ شَيْطَانٌ
“Anjing hitam adl setan.”
Ibnu Katsir menyatakan: “Makna –wallahu a’lam– yaitu setan
dari jenis anjing.”
Ini adl pendapat Qatadah Mujahid dan yg dikuatkan oleh Ibnu
Jarir Ibnu Katsir Asy-Syaukani dan Asy-Syinqithi.
Dalam masalah ini ada tafsir lain terhadap ayat itu tapi itu
adl pendapat yg lemah.
Ketika membicarakan tentang setan dan tekad dlm menyesatkan
manusia Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ.
قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ. قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ
صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ. ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ
وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِيْنَ
“Iblis menjawab: ‘Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka
dibangkitkan’ Allah berfirman ‘Sesungguh kamu termasuk mereka yg diberi
tangguh.’ Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukumiku tersesat aku
benar-benar akan mereka dari jalan Engkau yg lurus. Kemudian aku akan
mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka dari kanan dan kiri
mereka. Dan Engkau tdk akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur .”
Setan adl turunan Iblis sebagaimana firman Allah Subhanahu
wa Ta’ala:
أَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ
مِنْ دُوْنِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِيْنَ بَدَلاً
“Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunan sebagai
pemimpin selain-Ku sedang mereka adl musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai
pengganti bagi orang2 yg dzalim.”
Turunan-turunan Iblis yg dimaksud dlm ayat ini adl
setan-setan.
Penggambaran Tentang Jin
Al-jinnu berasal dari kata janna syai`un yajunnuhu yg
bermakna satarahu . mk segala sesuatu yg tertutup berarti tersembunyi. Jadi jin
itu disebut dgn jin krn keadaan yg tersembunyi.
Jin memiliki roh dan jasad. dlm hal ini Syaikhuna Muqbil bin
Hadi rahimahullahu mengatakan: “Jin memiliki roh dan jasad. Ha saja mereka
dapat berubah-ubah bentuk dan menyerupai sosok tertentu serta mereka bisa masuk
dari tempat manapun. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada
kita agar menutup pintu-pintu sembari beliau mengatakan: ‘Sesungguh setan tdk
dapat membuka yg tertutup’. Beliau memerintahkan agar kita menutup
bejana-bejana dan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala atasnya. Demikian
pula bila seseorang masuk ke rumah kemudian membaca bismillah mk setan
mengatakan: ‘Tidak ada kesempatan menginap’. Jika seseorang makan dan
mengucapkan bismillah mk setan berkata: ‘Tidak ada kesempatan menginap dan
bersantap malam’.”
Jin bisa berujud seperti manusia dan binatang. Dapat berupa
ular dan kalajengking juga dlm wujud unta sapi kambing kuda bighal keledai dan
juga burung. Serta bisa berujud Bani Adam seperti waktu setan mendatangi kaum
musyrikin dlm bentuk Suraqah bin Malik kala mereka hendak pergi menuju Badr.
Mereka dapat berubah-ubah dlm bentuk yg banyak seperti anjing hitam atau juga
kucing hitam. Karena warna hitam itu lbh signifikan bagi kekuatan setan dan
mempunyai kekuatan panas.
Kaum jin memiliki tempat tinggal yg berbeda-beda. Jin yg
shalih bertempat tinggal di masjid dan tempat-tempat yg baik. Sedangkan jin yg
jahat dan merusak mereka tinggal di kamar mandi dan tempat-tempat yg kotor.
Tulang dan kotoran hewan adl makanan jin. Di dlm sebuah
hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Hurairah
radhiallahu ‘anhu:
ابْغِنِي أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا
وَلاَ تَأْتِنِي بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ. فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمَلُهَا
فِي طَرَفِ ثَوْبِي حَتَّى وَضَعْتُهَا إِلَى جَنْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ حَتَّى إِذَا
فَرَغَ مَشَيْتُ فَقُلْتُ: مَا بَالُ الْعَظْمِ وَالرَّوْثَةِ؟ قَالَ: هُمَا مِنْ طَعَامِ
الْجِنِّ وَإِنَّهُ أَتَانِي وَفْدُ جِنِّ نَصِيْبِيْنَ وَنِعْمَ الْجِنُّ فَسَأَلُوْنِي
الزَّادَ فَدَعَوْتُ اللهَ لَهُمْ أَنْ لاَ يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ إِلاَّ
وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا
“Carikan beberapa buah batu utk kugunakan bersuci dan
janganlah engkau carikan tulang dan kotoran hewan.” Abu Hurairah radhiallahu
‘anhu berkata: “Aku pun membawakan untuk beberapa buah batu dan kusimpan di
sampingnya. Lalu aku menjauh hingga beliau menyelesaikan hajatnya.”
Aku bertanya: “Ada apa dgn tulang dan kotoran hewan?”
Beliau menjawab: “Kedua termasuk makanan jin. Aku pernah
didatangi rombongan utusan jin dari Nashibin dan mereka adl sebaik-baik jin.
Mereka meminta bekal kepadaku. mk aku berdoa kepada Allah utk mereka agar
tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran melainkan mereka mendapatkan
makanan.”
Gambaran Tentang Iblis dan Setan
Iblis adl wazan dari fi’il diambil dari asal kata al-iblaas
yg bermakna at-tai`as dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mereka adl musuh nomer wahid bagi manusia musuh bagi Adam
dan keturunannya. Dengan kesombongan dan analogi yg rusak serta kedustaan
mereka berani menentang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala saat mereka enggan
utk sujud kepada Adam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا
لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ
“Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah
kamu kepada Adam’ mk sujudlah mereka kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur dan
adl ia termasuk golongan orang2 yg kafir.”
Malah dgn analogi yg menyesatkan Iblis menjawab:
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي
مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ
“Aku lbh baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang
dia Engkau ciptakan dari tanah.”
Analogi atau qiyas Iblis ini adl qiyas yg paling rusak.
Qiyas ini adl qiyas batil krn bertentangan dgn perintah Allah Subhanahu wa
Ta’ala yg menyuruh utk sujud. Sedangkan qiyas jika berlawanan dgn nash mk ia
menjadi batil krn maksud dari qiyas itu adl menetapkan hukum yg tdk ada pada
nash mendekatkan sejumlah perkara kepada yg ada nash sehingga keberadaan
menjadi pengikut bagi nash.
Bila qiyas itu berlawanan dgn nash dan tetap digunakan/
diakui mk konsekuensi akan menggugurkan nash. Dan inilah qiyas yg paling jelek!
Sumpah mereka utk menggoda Bani Adam terus berlangsung
sampai hari kiamat setelah mereka berhasil menggoda Abul Basyar Adam dan vonis
sesat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala utk mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala
mengingatkan kita dgn firman-Nya:
يَابَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ
كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا
سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا
جَعَلْنَا الشَّيَاطِيْنَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
“Hai anak Adam janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh
setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga. Ia
menanggalkan pakaian kedua utk memperlihatkan kepada kedua auratnya. Sesungguh
ia dan pengikut-pengikut melihat kamu dari suatu tempat yg kamu tdk bisa
melihat mereka. Sesungguh Kami telah menjadikan setan-setan itu
pemimpin-pemimpin bagi orang2 yg tdk beriman.”
Karena setan sebagai musuh kita mk kita diperintahkan utk
menjadi musuh setan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ
عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُوْنُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ
“Sesungguh setan itu adl musuh bagimu mk anggaplah ia
musuhmu krn sesungguh setan-setan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi
penghuni neraka yg menyala-nyala.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ
مِنْ دُوْنِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِيْنَ بَدَلاً
“Patutkah kamu mengambil dia dan turunan-turunan sebagai
pemimpin selain-Ku sedangkan mereka adl musuhmu? Amat buruklah Iblis itu
sebagai pengganti bagi orang2 yg dzalim.”
Semoga kita semua terlindung dari godaan-godaannya. Wal
’ilmu ’indallah.
Secara garis besar perbedaan jin,setan dan iblis
Jin diciptakan dari bahan dasar api, sebagaimana yang Allah
Subhanahu wa Ta’ala firmankan,
خَلَقَ الْإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ كَالْفَخَّارِ
(14) وَخَلَقَ الْجَانَّ مِنْ مَارِجٍ مِنْ نَارٍ(15)
“Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar.
Dan Dia menciptakan jin dari nyala api.” (QS. Ar-Rahman: 14 – 15)
Jin memiliki kesamaan dengan manusia dalam dua hal:
a. Jin memiliki akal dan nafsu, sebagaimana manusia juga
memiliki akal dan nafsu.
b. Jin mendapatkan beban perintah dan larangan syariat,
sebagaimana manusia juga mendapatkan beban perintah dan larangan syariat.
Oleh karena itu, ada jin yang muslim dan ada jin yang kafir.
Ada jin yang baik dan ada jin yang jahat. Ada jin yang pintar masalah agama dan
ada jin yang bodoh. Bahkan ada jin Ahlussunnah dan ada jin pengikut kelompok
sesat, dst.
Sedangkan perbedaan jin dengan manusia yang paling mendasar
adalah dari asal penciptaan dan kemampuan bisa kelihatan dan tidak.
Makhluk ini dinamakan jin, karena memiliki sifat ijtinan
(Arab: اجتنان), yang artinya tersembunyi dan tidak kelihatan. Manusia tidak
bisa melihat jin dan jin bisa melihat manusia. Allah berfirman,
إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيلُهُ مِنْ
حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْ
“Sesungguhnya ia (iblis) dan pengikut-pengikutnya melihat
kamu di suatu keadaan yang kamu tidak bisa melihat mereka.” (QS. Al-A’raf: 27)
Setan
Untuk memahami setan, satu prinsip yang harus Anda pegang:
Jin itu makhluk dan setan itu sifat. Karena setan itu sifat, maka dia melekat
pada makhluk dan bukan berdiri sendiri.
Setan adalah sifat untuk menyebut setiap makhluk yang jahat,
membangkang, tidak taat, suka membelot, suka maksiat, suka melawan aturan, atau
semacamnya.
Dr. Umar Sulaiman Al-Asyqar mengatakan,
الشيطان في لغة العرب يطلق على كل عاد متمرد
“Setan dalam bahasa Arab digunakan untuk menyebut setiap
makhluk yang menentang dan membangkang.” (Alamul Jinni was Syayathin, Hal. 16).
Dinamakan setan, dari kata; syutun (Arab: شطون) yang
artinya jauh. Karena setan dijauhkan dari rahmat Allah. (Al-Mu’jam Al-Wasith,
kata: الشيطان)
Kembali pada keterangan sebelumnya, karena setan itu sifat
maka kata ini bisa melekat pada diri manusia dan jin. Sebagaimana penjelasan
Allah Subhanahu wa Ta’ala bahwa ada setan dari golongan jin dan manusia. Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman, setelah menjelaskan sifat-sifat setan,
مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ
“(setan yang membisikkan itu) dari golongan jin dan mausia.”
(QS. An-Nas: 6).
Iblis
Siapakah iblis? Iblis adalah nama salah satu jin yang
menjadi gembongnya para pembangkang. Dalil bahwa iblis dari golongan jin adalah
firman Allah,
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلَائِكَةِ اسْجُدُوا
لِآدَمَ فَسَجَدُوا إِلَّا إِبْلِيسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
“Ingatlah ketika Kami berkata kepada para maialakt,
‘Sujudlah kallian kepada Adam!’ maka mereka semua-pun sujud kecuali Iblis. Dia
dari golongan jin dan membangkang dari perintah Allah.” (QS. Al-Kahfi: 46)
Iblis juga memiliki keturunan, sebagaimana umumnya jin
lainnya. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ
رَبِّهِ أَفَتَتَّخِذُونَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُونِي وَهُمْ لَكُمْ
عَدُوٌّ
“Iblis itu dari golongan jin, dan dia membangkang terhadap
perintah Rab-nya. Akankah kalian menjadikan dia dan keturunannya sebagai
kekasih selain Aku, padahal mereka adalah musuh bagi kalian…” (QS. Al-Kahfi:
46)